EKOSISTEM
Di kawan Taman Wisata Alam dapat ditemui beberapa tipe ekosistem, antara lain:
Ø Ekosistem pantai pasir di dominasi oleh jenis kangkung pantai (Ipomoea pescaprae) , Bakung (Crinlum asiatikum)
Ø Ekosistem pantai didominasi oleh Butun (Barringtonia asiatica). Katapang (Terminaliacattapa).Nyamplung (Calophylum Inophlum). Pandan (pandanus tectotius)
Ø Ekosistem Hutan Alam didominasi oleh jenis Laban (vitex pubescences), Kondang (Ficus Variegata), Murong (Cratoxylon Formasum) kisegel (Dilenia excels)
Flora
Didalam kawasan taman wisata Alam Pangandaran terbagi dari berbagai tingkatan pohon,herbal,perdutumbuhan bawah,liana,epipit.
Hamper 80% dari seluruh kawasan Taman Wisata Alam Pangandaran ditutupi oleh hutan tanaman yang didominasi oleh jenis jati (tektona grandis) dan Mahoni (swietenia macrophylla)
Salah satu jenis flora langka yang hidup di Taman Wisata Alam Pangandaran adalah Bunga Raflesia (Raflesia Patma). Bunga ini pertama kali di temukan oleh Mr.apehnam Pada tahun 1939
Raflesia fatma merupakan tumbuhan bersifat endemic parasit sejati pada tumbuhan liana kibarera (Tetrastigma lanceolarium). Liana tersebut dapat digambarkan sebagai tumbuhan pemanjat yang besar,berbatang tebal,berkayu dan panjang daun majemuk bentuk memanjang. Maka cara yang paling mudah untuk menemukan kuncup Raflesia Patma adalah mencari tumbuhan inangnya dahulu
Raflesia patma merupakan tumbuhan berumah dua yang penyebarannya memerlukan hewan perantara sebagai penyerbuk, Tahap pembuangan mengalami 5 stadium dimulai dari pembengkakan pada tumbuhan inangnya, kemudian pecah dari selubung, lepas dari bractea, mekar dan layu. Sejak munculnya kuncup sampai mekar sempurna Raflesia Patma memerlukan waktu 8 Bulan. Lama mekar mampu bertahan 3 sampai 5 hari dengan diameter dapat mencapai 20 cm. di TWA. Pangandaran, perkembangan maksimum bunga rafflesia Patma adalah antara bulan Juli s/d September, bertepatan dengan datangnya musim hujan.
Karena sifatnya yang endemic, khas dan unik menjadikan jenis bunga Rafflesia ini menjadi mascot kabupaten Ciamis.
FAUNA
Beberapa satwa yangdapat dijumpai di kawasan Taman Wisata Alam Pangandaran dari kelompok mamalia antara lain: Banteng (Bos sondaecus) , Rusa (Cervus timorensis), Mencek (muntiacus Muntjak),trenggiling (manis javainca), Lutung (tracipeticus auratus), kera (macaca fascicularis), tando (Cynocephalus variegates), jeralang (ratufa bicolor), Kelompok aves antara lain kangkareng (antracoceros conpxus), Ayam hutan (galus g. Varius),Tubung Tumpuk (Megalaima Lineata).
Sedangkan kelompok reftilia antara lain Biyawak dan Berbagai jenis ular.
Banteng di TWA.Pangandaran merupakan hasil keturunan dari persilangan banteng dengan sapi Bali kebiasaan hidup berkelompok , sebagian besar waktunya dihabiskan dalam hutan.
Banteng di TWA.Pangandaran merupakan hasil keturunan dari persilangan banteng dengan sapi Bali kebiasaan hidup berkelompok , sebagian besar waktunya dihabiskan dalam hutan.
Populasi banteng di TWA.Pangandaran mengalami fluktuasi sejak dilepaskannya pertama kali pada tahun 1922 banteng berkembang dengan pesat sampai tahun1980-an diperkirakan populasi mencapai 57 Ekor.
Namun sejak terjadinya bencana meletusnya gunung Galunggung pada tahun 1982 mengakibatkan penurunan populasi secara dramatis hingga pada bulan Oktober 2001 tersisa 5 ekor.
Rusa (carvus timorensis) adalah salah satu jenis satwa mamalia yang cukup pesat perkembangannya didalam kawasan TWA.Pangandaran , mempunyai kebiasaan hidup berkelompok, memilih tempat hidup pada daerah terbuka dan kering seperti pada alang-alang , Padang rumput atau habitat dengan pohon-pohon berbelukar. Pada saat-saat tertentu rusa melakukan kegiatan “mengasin” di Pantai untuk memenuhi keperluan mineralnya.
Burung Kangkareng perut putih (Antracoceros coronatus convecus) salah satu jenis burung yang hidup di Taman wisata alam Pangandaran. Hidup berkelompok,mencari makan siang hari.pada kelompok selalu ada pasangan jantan dan betina.
“Wariskan Mata Air Bukan Air Mata”
SUMBER: Informasi KSDA Taman Wisata Alam Pangandaran
(ANDIS APRIANA)
Sedikit koreksi. Itu photo Rafflesia arnoldii yang tumbuh di Taba Penanjung provinsi Bengkulu, bukan Rafflesia patma.
ReplyDelete- Adrian